Pages

Minggu, 28 Agustus 2011

lebaran kurang satu hari

nggak kerasa lebaran kurang 1 hari lagi. tapi ternyata.. aku harus merelakan sholatku dihari kemenangan itu..
sebenernya sedih banget kalo sampe nggak bisa ikut.. tapi mau gmna lagi..
kata bu dini.. "ini pemberian dari ALLAH.."
tapi di sisi lain aku juga agak kecewa karna nggak ikut tarawih terakhir. padahal ini kesempatan besar karna imamnya Abi. di bulan ramadhanku kali ini cuma 3 kali Abi jadi imam. tapi dengan sangat terpaksa dan berat hati aku harus merelakan yg satu hari itu.
tapi kata Ummi, aku harus bisa mensyukuri apa yang diberi ALLAH.. meskipun msh sedikit berat, tapi aku harus bisa mensyukuri itu..
terima kasih Ya ALLAH.. ALHAMDULILLAH..









Kamis, 25 Agustus 2011

Secuil About LOVE


Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku. Cinta bisa seperti yang terurai dalam sebait sajak dari film laris indonesia, Ketika Cinta Bertasbih:
Cinta adalah kekuatan yg mampu
mengubah duri jadi mawar
mengubah cuka jadi anggur
mengubah sedih jadi riang
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah.
Namun demikian, cinta pun bisa menghasilkan perubahan yang sebaliknya: mengubah mawar menjadi duri, dan seterusnya.
Agar itu tak sampai terjadi, ada baiknya kita mengambil hikmah dari sumber-sumber islam dan perkataan para ulama berikut ini.

Minggu, 21 Agustus 2011

Mengapa perempuan mudah menangis??


Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa ibu menangis?"
Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah perempuan, nak."
"Saya tidak mengerti ibu," kata si anak.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kau memang tak akan mengerti"
Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. "Ayah, mengapa ibu menangis?"
"Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas," sang ayah menjawab.
"Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan."
Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?" Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah mendengar
jawapannya:

Minggu, 14 Agustus 2011

sinopsis

Novel ini menceritakan tentang seorang anak perempuan berumur 6 tahun, namanya Delisa, anak bungsu dari empat bersaudara dalam keluarganya, kakak-kakaknya bernama Cut Fatimah, Cut Zahra, dan Cut Aisyah. Mereka berdomisili di Aceh, tepatnya di Lhok Nga. Abi, panggilan untuk ayahnya, bekerja sebagai seorang pelaut. Bekerja sebagai ahli mesin kapal tanker, berlayar hingga berbulan-bulan. Ummi, panggilan untuk ibunya, tinggal bersama ia dan ketiga kakaknya di Aceh. 
 
Suatu hari, Delisa mendapatkan tugas dari gurunya, Ibu Guru Nur, yakni tugas menghafal bacaan  sholat. Motivasi dari Ummi, berjanji akan memberikan hadiah jika ia bisa menghafal bacaan sholat, menambah semangat Delisa untuk menghafal. Hadiah yang dijanjikan Ummi itu berupa kalung yang dibeli di toko Koh Acan, Koh Acan adalah penjual perhiasan di pasar Lhok Nga. Koh Acan juga sahabat Abi Delisa. Saat itu Koh Acan memilihkan kalung yang ada huruf D, artinya D untuk Delisa. Delisa senang bukan kepalang dan tak sabar untuk mengenakan kalung itu.

Delisa menghafal diwarnai dengan sikap kakak-kakaknya yang pro dan kontra. Ustadz Rahman yang merupakan guru TPA Delisa, juga banyak mengisi hari-hari Delisa menjelang setoran hafalan shalatnya pada Ibu Guru Nur. Semangat dan usaha Delisa tak sia-sia, ia mampu menghafal bacaan shalat. Ia bertekad harus lancar saat praktik di depan Ibu Guru Nur dan teman lainnya. Shalat yang sempurna untuk pertama kalinya.

Rabu, 10 Agustus 2011

About My Family

Namun ketika dibandingkan dengan keadaanku, itu jarang sekali kurasakan. Sekalipun aku merasakan, ternyata setelah dipikir itu bukan pilih kasih, tapi sudah cukup adil. Karena aku tau, orangtuaku selalu membelikan sesuatu untuk bersama. Bukan untuk Hanifah saja, Hasna saja, Rijal saja, Azmi saja, Silmi saja, atau Luthfi saja.
            Aku mengakui bahwa orangtuaku adalah orangtua yang hebat. Meski harus dengan tangan sendiri, ummi dan abi tak pernah terlihat lelah mengurus 6 anak dalam satu rumah. Aku semakin yakin bahwa semua yg ALLAH takdirkan itu akan berjalan dengan lancar jika kita bisa menerima dengan ikhlas. Tentunya dengan didasari usaha dan do’a yg dipanjatkan kembali kepada-Nya yg telah memberikan takdir itu sendiri.
            Pernah suatu saat kupandangi kakak dan adik-adikku, entah mengapa aku punya rasa bangga tersendiri memiliki mereka, yg mungkin tak bisa kurasakan jika aku tidak terlahir dari keluarga ini. Mereka begitu tenang, meski sesekali mereka menyebalkan. Tapi aku tau itu bukan sesuatu yang disengaja. Aku tak bisa menggambarkan bagaimana rasa bangga itu. aku berterima kasih pada-Nya dan kedua orangtuaku. Tanpa mereka, kami takkan lahir.
            Menurutku, sulit mengurus 6 anak yg jaraknya tidak jauh beda. Namun pada kenyataannya ummi dan abi bisa melakukan itu dengan baik. Aku selalu berharap agar keluarga ini selalu utuh. Meski saat ini kami harus terpisah untuk bekerja dan sekolah. Aku senag melihat keluargaku sendiri. Aku bangga dengan keluargaku sendiri. Dan aku selalu membawa nama keluargaku dalam hati kecilku.
            Ummi, Abi, mbak Ifah, Rijal, Azmi, Silmi, dan Luthfi terima kasih untuk kalian semua. terima kasih telah menjadi inspirasiku menuliskan tentang ini. Aku sayang kalian..