My God, now I was really confused. I wanted to scream. Only my little diary, yeah my diary. Here I wrote anything I felt, things I could not say to my husband. I just shared with this diary. In this diary all about what I felt, about anything happened was written. Like this moment, I wrote for my husband.
Senin, 16 Januari 2012
Minggu, 09 Oktober 2011
Lihatlah Lebih Dekat
Hatiku sedih
Hatiku gundah
Tak ingin pergi berpisah
Hatiku bertanya
Hatiku curiga
Mungkinkah kutemui kebahagiaan seperti di sini
Sahabat yang selalu ada
Dalam suka dan duka
Sahabat yang selalu ada
Dalam suka dan duka
Tempat yang nyaman
Kala ku terjaga
Dalam tidurku yang lelap
Persahabatan
Setiap manusia di dunia
Pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui
Setiap manusia di dunia
Pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa satria
Yang mau memaafkan
Betapa bahagianya
Punya banyak teman
Betapa senangnya
Betapa bahagianya
Dapat saling menyayangi
Mensyukuri karunia-Nya
Pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui
Setiap manusia di dunia
Pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa satria
Yang mau memaafkan
Betapa bahagianya
Punya banyak teman
Betapa senangnya
Betapa bahagianya
Dapat saling menyayangi
Mensyukuri karunia-Nya
Minggu, 11 September 2011
Apapun katanya,, Insya ALLAH kurekam
Dari Ummi, malam ini:
"Jangan dibiasaken nggak maem malem. Kata Abi nanti maag malah susah semua. nggak usah ngirit nemen-nemen, nanti kayak temen Ummi dulu, sampe' ngamar karna sering nggak maem. kecuali kalo emang nggak punya."
Dari Abi yang selalu ditanyakan saat aku menelponnya:
"Wes maem kamu??"
Dari adikku, siapa saja itu. karna memang adikku banyak:
"lagi ngapain mbak?? kamu nggak sendirian kan sekarang?? ada siapa di rumah??"
Dari Hanifah kakakku:
"ya wes sini aku aja.."
Dari seseorang yang mencintaiku:
"sulit rasanya berada jauh darimu. ingin selalu bisa melihatmu, bukan sekedar membayangkan.wahai cinta, ketahuilah bahwa rinduku selalu menemani. hati ini kan terus mencoba untuk bersabar"
Sedikit Renungan di Malam Sunyi
Dalam bahagia, Allah menyisipkan duka lara. Agar kita tau bahwa ada hikmah dibalik tetesan air mata. Dalam harap, Allah menyisipkan resah, agar kita sadar untuk mengiringinya dengan do’a, ikhtiar, dan hati pasrah. Dan ingatlah: dalam juangpun Allah meletakkan lelah agar kita ingat betapa mahalnya harga istiqomah. Tiada Allah ciptakan segala sesuatu dengan sia-sia.
***
Melihat ke atas: Memperoleh semangat untuk maju.
Melihat ke bawah: Bersyukur atas semua yg ada.
Melihat ke samping: Semangat kebersamaan.
Seorang Gadis Itu.....
18 April 2009
Seorang gadis itu...
Yang lembut fitrah tercipta, halus kulit, manis tuturnya, lentur hati ... tulus wajahnya, setulus rasa membisik di jiwa, di matanya cahaya, dalamnya ada air, sehangat cinta, sejernih suka, sedalam duka, ceritera hidupnya ...
Yang lembut fitrah tercipta, halus kulit, manis tuturnya, lentur hati ... tulus wajahnya, setulus rasa membisik di jiwa, di matanya cahaya, dalamnya ada air, sehangat cinta, sejernih suka, sedalam duka, ceritera hidupnya ...
Seorang gadis itu ...
hatinya penuh manja, penuh cinta, sayang semuanya, cinta untuk diberi ... cinta untuk dirasa ...
namun manjanya bukan untuk semua, bukan lemah, atau kelemahan dunia ... ia bisa kuat, bisa jadi tabah, bisa ampuh menyokong, pahlawan-pahlawan dunia ... begitu unik tercipta, lembutnya bukan lemah, tabahnya tak perlu pada jasad yang gagah ...
hatinya penuh manja, penuh cinta, sayang semuanya, cinta untuk diberi ... cinta untuk dirasa ...
namun manjanya bukan untuk semua, bukan lemah, atau kelemahan dunia ... ia bisa kuat, bisa jadi tabah, bisa ampuh menyokong, pahlawan-pahlawan dunia ... begitu unik tercipta, lembutnya bukan lemah, tabahnya tak perlu pada jasad yang gagah ...
RUMAH tanpa JENDELA
Mimpi Kecil Gadis Berjiwa Besar
Judul : Rumah Tanpa Jendela
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : Kompas
Tahun terbit : 2011, Januari
Harga : Rp. 68.000,-
Jendela saja. Satu saja. Kecil saja. Titik! Hanya itu yang selalu diimpikan Rara, anak seorang pemulung di tengah ibu kota. Siang malam, saat sedang bersama keluarga maupun teman-teman, hanya mampi satu itu yang terus ia bicarakan. Tak heran, beberapa teman dan orang tua temannya meledek habis-habisan mimpi Rara. Bukan tanpa sebab, untuk rumah mereka yang hanya terbuat dari tumpukan triplek dan kardus, menjadi hal yang sangat tidak urgent memiliki rumah berjendela.
Kejadian demi kejadian sedih menimpa Rara. Tidak hanya nyawa ibu tercinta dan adik yang masih dalam rahim ibunya yang turut hilang, tak lama berselang, Tuhan juga "memanggil" ayah Rara yang meninggal akibat kebakaran di lingkungan rumahnya. Namun, kesulitan selalu turun satu paket dengan kemudahan. Tanpa disengaja, kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan seorang anak autis dari keluarga kaya raya, Aldo.
Walau pun menderita autis, Aldo sebenarnya anak yang baik hati. Namun ibu dan kakak perempuannya merasa malu memiliki anak dan adik authis seperti Aldo. Beruntung ia bertemu Rara dan teman-temannya yang tak pernah mempermasalahkan kelainan Aldo. Persahabatannya dengan Rara pun menjadi titik awal perubahan sikap kakak dan ibu Aldo. Mereka sudah tidak merasa malu lagi memiliki Aldo dalam keluarganya.
Novel keluarga! Itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan novel setebal 175 halaman ini. Semua anggota keluarga, ayah; ibu; adik; kakak; nenek; kakek; bahkan bibi; kudu baca novel satu ini. Untuk apa? Yep, untuk mengevaluasi sejauh mana kasih sayang kita terhadap anggota keluarga!
Langganan:
Postingan (Atom)