Pages

Jumat, 09 September 2011

Untuk Sesuatu Bernama CINTA


CINTA. Sebuah perasaan yang dimiliki setiap insan. Perasaan yang tumbuh dari hati, diperankan oleh perbuatan maupun kata-kata, dan terkadang oleh sikap. Cinta yang pertama, jelas pada Dia Yang Maha Pencipta (ALLAH SWT). Selanjutnya seorang muslim memberikan cintanya untuk Rosul dan ortu. Setelah ortu dan keluarganya, mungkin insan akan memberikan cintanya pada teman, sahabat, guru, atau yang paling sering kepada lawan jenis. Inilah sebuah cinta yang istimewa. Tapi semua kriteria CINTA pada dasarnya adalah milik ALLAH.
          Cinta kepada lawan jenis merupakan cinta yang istimewa. Karena disini, cinta adalah segalanya. Cinta menduduki peringkat atas. Cinta adalah nutrisi hati. Tanpa cinta, hati akan mati. Cinta bisa dikatakan sebuah kekuatan yang menyemangati insan untuk mendapatkan sesuatu, terlebih mendekati seseorang yang dicintainya. Apa saja bisa dilakukan. Apapun resikonya. Nekat!! Tapi begitulah yang namanya cinta.
          Tapi tidak selamanya cinta itu sebuah kebaikan. Terkadang bisa menjelma menjadi keburukan. Saat inilah setan bereaksi. Mempengaruhi insan yang sedang lemah pada cinta. Yang sedang malas berkutik dengan cinya. Tai bisa jadi setan datang pada insan yang sedang gila pada cinta. Keadaran terkadang hilang sementara. Tak sadar akan apa yang dilakukan. Sadis!! Tapi itu menyenangkan. Sepasang insan yang sedang mabuk cinta telah membuktikan. Meski itu sudah terulang untuk ke-sekian kali, tapi keindahan, kenikmatan, dan kenyamanan masih mereka rasakan. CINTA DAN KENAKALANNYA.
          CINTA ITU BUTUH PENGORBANAN. Kalimat itu sangat populer.tapi hanya sekedar perkataan. Jarang yang melakukan dengan perbuatan. Hanya yang benar-benar mengerti bagaimana arti pengorbanan itu. Ketika seseorang melakukan pengorbanan yang benar-benar pengorbanan, maka yang ia rasakan pertama adalah sakit. Sakit di dalam hati. Tak peduli seberapa sakit itu, bahkan terkadang tak dirasakan. Demi orang yang dicintainya. Demi melihat senyum di bibir orang yang dicintai. Demi kepuasan! Tapi nantinya ia akan merasakan kebahagiaan dari kesakitan itu.
          Begitulah, cinta kuat dan tangguh. Hebat!! Banyak orang menyerah dengan yang satu ini. Cinta itu panas, lebih panas dari bara api. Cinta itu pahit, lebih pahit dar ampas jamu. Tapi lembaran sejarah bercerita: Orang yang tidak mengenal cinta tidak akan bisa mengalahkan cinta. Setiap insan memiliki pancaran cahaya cinta. Itu pasti, entah terlihat atau tidak. Entah terang atau redup. Percayalah: Cinta menyemaikan benih kebahagiaan yang berbunga. Hati dan perasaan akan melangkah lebih riang.
          Cinta mewarnai manusia dengan pelanginya sendiri. Pelangi yang berwarna lebih dari tujuh. Lebih indah dari shubuh. Maka dari itu, jangan takut untuk menumbuhkan cinta. Sejelek apapun, cinta tetap istimewa. Tetap indah, tetap membentuk pelangi yang lebih dari tujuh warna. Jadi jangan sekali-kali meremehkan cinta. Meski pada akhirnya perjalanan cinta seringkali berujung pada masalah,, cinta tetap penting. Tetap harus ditumbuhkan. Yang paling utama: CINTA YANG MURNI.
          Cinta yang murni tidak akan pernah disalah gunakan. Karena kemurnian cinta dapat menumbuhkan kasih dan sayang yang tulus, memberi kemudahan dalam menemukan tujuan: untuk apa seseorang menumbuhkan cinta. Bahkan cinta yang murni juga menentukan apa dan bagaimana perjalanan dari cinta itu. Karena disini nafsu juga ikut berperan. Jadikanlah cinta itu murni, semurni mungkin. Jangan berpikir “Cinta menuju pada permasalahan”. Semua bisa menjadi akhir yang bahagia. Itu gampang diatur. Yang penting sebesar apa kemurnian cinta yang dimiliki.
          Cinta memang sulit, pahit, panas, dan yang lain. Tapi jalanilah cinta yang dimiiliki. Jangan ragu atau malu. Hasil itu urusan belakang, yang penting perjuangan. Jangan sekali-kali berpikir meniti hidup tanpa cinta. Itu berarti kurang empati terhadap perasaan. Seolah-olah memutuskan untuk merasakan. Itu akan lebih sulit dan menyakitkan. Namun, orang-orang seperti itu pasti selalu ada. Contoh buruk insan yang menguap. Tuhan menghukumnya karna terlalu sombong.
          Maka, tersenyumlah: CINTA ITU ADA DAN BERSEMI. Namun berusahalah untuk tidak menyamakan keadaan: Cinta dan segala tingkah lakunya. Cinta dan segala kenakalannya. Terimalah cinta apa adanya. Sabar, resiko memang ada. Tapi percayalah: Untuk sesuatu bernama cinta, akan ada ganjaran. Sesuci apa, semurni apa, seindah apa, sekuat apa. Setangguh apa. Dan bagaimana perjuangan, pengorbanan, serta isi dalam perjalanan cinta itu.
Beradasar pada pengalaman. (Dalam rasa sakitku: Rabu, 7 Oktober 2009)
Oleh: Hasna Niswaturrofifah

0 komentar:

Posting Komentar